Tafsir QS Al Muzammil
Surat Al Muzammil berisi tentang tarbiyah Allah kepada
Rasulullah yang akan mengemban risalah dakwah yang berat dan penuh resiko.
Untuk generasi berikutnya khususnya bagi kita semua umat islam, harus mengambil
ibroh dari surat Al Muzammil sebagai persiapan bagi seorang aktifis dakwah.
Kita semua adalah aktifis dakwah yang menyeru umat menjadi Khoiru Ummah. Ummat
terbaik yang akan meninggikan islam di muka bumi. Ummat wasathon umat pertengahan
yang akan memperjuangkan keadilan, menjadi kholifah di muka bumi.
Asbabun Nuzul
Sebagian besar ayat Qur’an turun tanpa azbabun nuzul. Namun untuk surat Al Muzammil asbabun nuzulnya adalah “Kaum Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk membicarakan makar menghentikan dakwah Rosulullah”. Dan begitulah kerja orang kafir di muka bumi akan selalu berusaha menghentikan dakwah sampai hari kiamat.
Rasulullah sedih menerima tuduhan dan caci maki dari orang
kafir Quraisy. Beliau menyelimuti diri karena merasa tidak enak badan akibat
terlalu berat memikirkan kelangsungan dakwah ini. Lalu Allah menghiburnya
sekaligus mentarbiyahnya dengan menurunkan surat Al Muzammil ayat 1-19
sekaligus sedangkan ayat 20nya baru diturunkan setahun kemudian. Mulai saat itu Qiyamul lail menjadi wajib hukumnya bagi
Rasulullah dan para sahabat. Hikmah dibalik diwajibkannya qiyamul lail adalah:
1. Modal utama bagi seorang aktivis dakwah
adalah persiapan ruhiyah dengan Qiyamul Lail,
agar mampu menjalankan perintah Allah supaya bisa sabar dan
tahan menghadapi segala tipu daya orang kafir. Agar kita bisa melaksanakan
Qiyamul Lail maka harus tidur cepat. Supaya bisa bangun sebelum subuh
melaksanakan Qiyamul Lail.Allah memberkahi ummatnya yang selalu berbuat baik di
awal waktu. Jangan menunda-nunda perbuatan baik karena pahalanyapun akan
tertunda, bahkan bisa jadi amal sholeh itu batal dilaksanakan karena berbagai
sebab.
2. Modal ke dua adalah Tartiilul Qur’an.
Membaca Qur’an dengan tartil adalah memberikan setiap hak
huruf dan mustahaknya. Membaca Qur’an dengan tartil hukumnya wajib. Karena itu
kita harus belajar terus untuk bisa membaca Qur’an dengan tartil. Ada tiga
hikmah pelajaran dari membaca Qur’an dengan tartil.
a. Qoulan Tsaqiila ( perkataan yang berat )
Allah menjamin dalam surat 54 Al Qomar yang diulang sampai
tiga kali yaitu dalam ayat ke 17,22 dan 32 yang artinya “Sungguh pasti telah
Allah mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran (peringatan) , maka adakah orang yang
mau mengambil pelajaran?” Allah telah menjamin bahwa Al Qur’an mudah dipelajari
asal memenuhi tiga syarat yaitu guru yang semangat, murid yang semangat dan
sabar dan metode pengajaran yang tepat dan benar.
Al Quran adalah perkataan yang berat, seperti firman Allah
dalam surat Al Hasyar 59 ayat 21 ”Sekiranya kami turunkan Al Qur’an pada sebuah
gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk patuh terpecah belah disebabkan karena
takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia
supaya mereka berfikir.” Mana lebih keras gunung dibanding dengan hati
manusia? Kalau sudah dibacakan ayat-ayat Allah masih juga bermaksiat kepada
Allah, masih tidak mau tunduk kepada Allah, bahkan bangga dengan hukum buatan
manusia.
Umar bin Khatab ra yang terkenal keras bisa tunduk dan
lembut hatinya begitu mendengar pembacaan surat Thoha. Maka kekerasan umar
digunakan untuk menegakkan kalimat allah dan kelembutan Umar tercermin dalam
kepemimpinannya yang penuh keadilan.
Umar berkata:
”Jika ada selembar daun yang koyak atau jatuh karena kesalahan pemerintahan Umar, maka Umar akan bertanggung jawab di yaumil Qiyamah,” bandingkan dengan di negeri kita, berapa banyak hutan yang terbakar?” berapa banyak hutan yang gundul karena pembalakan liar? Bukan lagi selembar daun, tetapi berjuta batang pohon musnah karena keserakahan dan kelalaian manusia, sejauh ini tidak pernah ada yang mengaku bertangung jawab.
Umar berkata:
”Jika ada seekor kedelai yang terperosok di jalan karena pemerintahan Umar, maka Umar akan mempertanggung jawabkan di yaumil Qiyamah”. Kita lihat di Negara kita bukan sekedar hewan yang terperosok bahkan banyak manusia yang tewas tertimpa timbunan sampah (di bandung), berapa banyak rumah dan harta yang tertimbun Lumpur lapindo dan banyak musibah lain akibat kecerobohn manusia.
b. Al Qur’an adalah kehormatan dan tanggung jawab.
Jika Qur’an di sia-siakan dan tidak dibaca dan tidak
ditadabburi, maka seluruh manuia bertanggung jawab dan merasakan akibatnya.
Banyak kekacauan dimana-mana. Musibah silih berganti. Maka kehormatan bagi
setiap muslim untuk memelihara dan meninggikan Al Qur’an. Karena Al Quran
itulah yang akan mengankat harkat derajat kehdupan manusia khususnya kaum
muslimin. Betapa banyak kerusakan di muka bumi disebabkan kejahatan tangan
manusia.
3. Dzikir wa tabattal ilaihi tabtilan ( dzikir dan
totalitas kepada Allah)
Menjalani hidup dengan benar berfikir dan berorientasi hanya
kepada Allah Menjalani segala urusan dunia dalam rangka ibadah dan taat kepada
Allah. Dzikir tidak cukup hanya dengan lisan,tapi juga dengan hati dan perbuatan.
Dzikir dikaitkan dengan tabatul, terputus dengan yang lain, totalitas hanya
kepada Allah. Menurut aisyah jika Rasulullah sedang berdzikir seolah-olah tidak
mengenal istrinya karena fokus hanya kepada Allah. Satu-satunya amalan
yang diperintahkan Allah untuk banyak melakukannya adalah dzikir. Allah tidak
pernah memerintahkan dalam satu ayat pun agar berinfak dengan
sebanyak-banyaknya, atau sholat dengan sebanyak-banyaknya, atau puasa dengan
sebanyak-banyaknya, bahkan haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup.
Dalam surat Al Jum’ah ayat 10 Allah memerintahkan:
“Wadzkurullaha katsiiro la allakum tuflihuun” Berdzikirlah dengan
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.”
Dalam surat Al Ahzab 33 ayat 21 Allah berfirman “Sungguh
telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang
yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak
mengingat Allah”
4. Bekal seorang aktifis dakwah yang ke empat
adalah Bertawakal kepada Allah SWT.
“(Dia-lah) Rabb masyrik dan maghrib, tiada Ilah (yang berhak
disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.” (QS.
Al-Muzzammil: 9).
Pembatasan tawakal hanya kepada Allah dalam ayat
ini meniadakan semua tawakal kepada selain Allah dalam semua urusan dunia dan
akhirat. Siapa yang ber-tawakal kepada selain Allah dalam satu saja urusan
dunia atau akhirat bukanlah termasuk orang yang ber-tawakal dengan benar
kepada Allah. Bahkan bisa jadi terjerumus kepada kesyirikan besar atau kecil
sesuai dengan keadaan perbuatannya tersebut.
5. Bekal seorang aktifis dakwah yang ke lima
adalah sabar.
Sabar terhadap apa yang mereka katakan (Muzammil 10) Sabar
dari caci maki dan tuduhan. Dakwah ini tidak pernah sepi dari tuduhan dan
hinaan. Nabi dituduh gila, tukang sihir, tukang syair. Dai sekarang dituduh
teroris, pejuang palestina dituduh garis keras, Apapun tuduhan mereka maka
bersabarlah.
Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Sabar sepeeti ini butuh
nafas yang panjang. Sabar menjauhi maksiat. Kemaksiatan mengepung kita
dimana-mana dan hamba yang lulus adala hamba yang sabar menjauhi maksiat,
sepeti nabi Yusuf. Sabar jangan diartikan dengan pasrah, diam, cuek. Jika
melihat maksiat diam saja itu bukan termasuk sabar.
6. Wahjurhum hajron jamiila
Tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik. Dengan orang
kafir saja kita disuruh baik, apalagi dengan istri, anak, tetangga, murobbi,
mutarobbi, kiadah, jamaah seharusnya sikap kita lebih baik lagi. Jika ada
perbedaan pendapat, itu hal yang wajar dan biasa, jangan menjadi bibit
perpecahan dan permusuhan.
7. Membiarkan segala urusan hanya kepada Allah swt
asl.jazakallah atas tulisannya yang bernas namun ana heran kok ukhty fillah masih memakai lambang astrologi?
BalasHapusmohon diijinkan u/ copas artikel tentang al muzammil ini.
BalasHapusterima kasih