Menjadi Murobbiyah Sukses


Menjadi sosok murobbiyah yang baik tentu harus berada dalam lingkungan yang baik pula. Hal ini dilakukan agar mudah melakukan suatu pembinaan yang disebut sebagai tarbiyah, tarbiyah dzatiyah yaitu untuk membina diri sendiri maupun membina orang lain. Sepandai apapun seseorang yang dapat membina dirinya sendiri tentu akan membutuhkan batuan orang lain. Karena itulah, proses tarbiyah ini seharusnya maujud dalam lingkup sebuah jama’ah. Dalam arti dapat saling mengingatkan atau bertausiah dalam kebenaran dan kesabaran agar dapat istimrar dalam da’wah.

Makna dan tujuan tarbiyah islamiyah tidak hanya berarti untuk suatu pembinaan saja melainkan dengan tarbiyah inilah diharapkan generasi penerus da’wah islam terus berkembang yang merupakan suatu bentuk dari pencetakan kader yang dapat melakukan suatu perubahan. Selain itu, proses ini juga dapat melatih dan menggali potensi dan keterampilan seorang muslimah. Tak lepas dari hal itu, sebelum teknis-teknis tarbiyah dilakukan terlebih dahulu langkah yang baik adalah pemahaman konsep dari tarbiyah itu sendiri yang sudah dikategorikan dalam manhaj tarbiyah. Yaitu, makna tarbiyah islamiyah, obyek dan subyek tarbiyah, visi dan misi tarbiyah islamiyah, tujuan tarbiyah islamiyah, muwashafat tarbiyah, tahapan tarbiyah, model-model tarniyah, dan indikasi keberhasilan tarbiyah. Manhaj inilah yang membuat gerakan dalam melakukan suatu pembinaan lebih terarah dan terkonsep dengan rapih.
Menjadi seorang murobbiyah bukan hal yang mudah, khususnya bagi seorang mahasiswa yang banyaknya program serta perkuliahan yang sangat ketat dan padat sehingga memiliki waktu yang sangat terbatas untuk aktivitas lain, apalagi terkendala pada teman satu halaqah yang kurang tepat dan murobbiyah yang pasif yang justru akhirnya meninggalkan tarbiyah. Juga pada akhwat muslimah yang sudah berkeluarga akan jauh lebih sulit memaksimalkan tarbiyah jika tidak ada pengaturan waktu yang baik. 

Menjadi seorang murobbiyah dahsyat harus ikhlas, sungguh-sungguh, tangguh, tidak mudah menyerah menghadapi berbagai permasalahan. Seorang murobbiyah hebat harus menjadi cermin dalam segala aktivitasnya, kreatif, edukatif, dan inovatif. Tidak hanya berteori dan memberi tetapi juga menjalani.
Pentingnya seorang akhwat melakukan tarbiyah adalah semata-mata untuk menjaga akhlak dari kehidupan yang justru membawa kepada kejahiliyahan. Apalagi sosok akhwat yang merupakan sebuah perhiasan yang harus dijaga. Tarbiyah bagi muslimah merupakan langkah efektif untuk menjaga kebaikan. Justru karena banyaknya faktor yang mempengaruhi kebaikan dirinya, baik secara internal maupun eksternal. Dengan demikian melakukan tarbiyah adalah sebuah jalan untuk menjaga dan melipatkan kebaikan diri. Spesifikasi pentingnya tarbiyah untuk seorang akhwat adalah merupakan keadilan taklif antara laki-laki dan perempuan, menguatkan kecenderungan akhwat muslimah kepada kebaikan, antisipasi kondisi eksternal, mempersiapkan akhwat muslimah untuk mengemban peran peradaban, merupakan hal yang khususon bagi kaum wanita, dan seorang muslimah juga memerlukan kebersamaan.
Kunci meraih kemenangan bagi seorang murobbiyah adalah ketika ia memiliki suatu cita-cita yang melekat dan tertanam kuat dalam dirinya, memiliki visi, misi, tujuan yang jelas serta didukung dengan SDM yang selalu terus bekerja tanpa lelah, dengan izin dan niat kepada Allah, insya Allah ia akan berhasil menjadi murobbiyah yang menang dan sukses.

Seorang murobbiyah juga tidak akan berhasil jika tidak ada dukungan pula dari mutarobbinya. Oleh karena itu, dukungan itu bisa didapat dari sikap terbaik murobbiyah untuk mutarobbiyahnya. Perhatian yang penuh kepada mutarobbiah adalah hal yang paling utama dilakukan seorang murobbi. Memahami kondisinya dan selalu ada interaksi antara murobbi dengan mutarobbi. Sikap-sikap baik dari murobbi seperti senantiasa senyum, jaga penampilan, ikhlas, memberi motivasi dengan keilmuannya sangat penting untuk mutarobbinya agar mereka senantiasa dekat dengan murobbinya. Satu tim sukses, sukseslah tarbiahnya.

Hal-hal yang diperlukan menjadi seorang pembina adalah kesediaan untu berproses bersama dalam kebaikan sesuai mekanisme kejamaahan, kesediaan untuk berproses bersama para kader untuk mengoptimalkan berbagai potensi positif yang dimiliki, kesungguhan untuk mengelola proses pembinaan dalam bingkai sistem, kemauan yang kuat untuk senatiasa meningkatkan berbagai kapasitas diri, dan pemahaman akan visi, misi, tujuan, tahapan, metode, serta sarana dalam pembinaan. Persiapan penting untuk menjadi seorang murabbiyah sukses adalah senantiasa siapkan mental, siapkan ilmu, siapkan spiritualitas, siapkan akhlak. Senantiasa tunjukkan kemampuan kepada mutarobbi karena hal ini yang dapat memotivasi dan menarik meeka agar selalu dekat dengan murobbi.

Potensi yang harus dijaga bagi seorang murobbiyah adalah potensi kerohanian (ruhaniyah), potensi keilmuan, potensi wawasan, potensi seni dan keindahan, potensi manajerial, potensi kepemimpinan, potensi tanggung jawab, dan potensi kekuatan fisik. Jangan merasa lemah dan sering mengeluh karena memiliki kekurangan ata kelemahan. Jangan merasa tidak bisa mentarbiyah. Yang terpenting adalah kesediaan untuk berproses bersama kebaikan. Keikhlasan dan optimisme serta berdoa agar Allah memberikan yang terbaik untuk bersama.

Menjadi murobbiyah sukses juga harus memiliki kemampuan pengetahuan teknologi. Ini pun penting untuk menunjang jalannya proses tarbiyah. Juga pandai mengelola halaqahnya agar mutarobbi tidak merasa bosan. Yang terpenting lagi adalah keikhlasan dan kesungguhan hanya karena Allah ta’ala.


Komentar

Postingan Populer